9 Sejarah Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan yang diharapkan oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia. Karena di bulan ini, menu PAHALA disajikan dua kali lipat. "Ramadhan adalah bulan umatku," kata Nabi Muhammad SAW. Selain itu, banyak peristiwa bersejarah yang perlu kita ketahui di balik bulan ini. Dan sejarah penting ini harus diputar agar umat Islam dapat belajar dan mengambil pelajaran yang telah terjadi di bulan ini.

1. Peristiwa Nuzulul Quran
Dalam surat al-Baqarah ayat 185 jelas bahwa Al Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan sampai menerima penyebutan Alquran. Tetapi para ulama tidak setuju tentang tanggal jatuhnya Quran di bulan Ramadhan. Pendapat terkenal adalah bahwa 5 ayat pertama turun di gua Hira 'melalui malaikat Gabriel pada tanggal 17 Ramadhan. Ayat pertama dari Utusan Allah diturunkan sebagai pengangkatan Nabi Muhamad sebagai Utusan Allah.

2. Peristiwa Lailatul Qadr
Laylat al-Qadr adalah istilah yang digunakan untuk menandai malam di mana Al-Qur'an diturunkan langsung dari Allah SWT keseluruhan Baitul Izzah (semacam ruang ilahiyat ) yang kemudian secara bertahap membawa Jibril kepada Nabi Muhamad. Malam itu adalah malam yang mulia, malam berkat tanpa keraguan. Karena Allah Sendiri menyebutkannya dalam ad-Dukhan ayat 3.

3. Perang Badar
Perang antara Muslim dan orang-orang kafir Quraish terjadi di pertengahan bulan Ramadhan, tepatnya 17 Ramadhan. Itu terletak sekitar 145 km barat laut kota Madinah al-Munawwarah sebagai saksi atas iman dan pengabdian para sahabat dan dengan demikian Allah mengirimkan bantuan-Nya kepada mereka. Badr melihat pertempuran antara Muslim dan Muslim dengan kekuatan 3x, 313 anggota Badr, dengan 600 kuda dan 700 unta.

4. Meninggalnya Fathimah Az-Zahra
Meninggalnya seorang wanita suci yang agung, yang dikenal sebagai Ummu Abiha. Ya, Fatimah az-Zahra meninggal pada hari Selasa, Ramadhan ke-11 H pada usia 28 tahun. Pada saat meninggalnya, Fatimah meninggal kan Hasan yang berusia 7 tahun, Husain yang berusia 6 tahun, Husain yang berusia 5 tahun, berusia 5 tahun. Zainab dan Ummi Kultsum yang baru memasuki usia 3. Aisyah RA menceritakan beberapa saat sebelum meninggalnya Fatimah, "Fatimah meninggal 6 bulan setelah ayahnya, Rosulullah meninggal, tepatnya pada hari Selasa, 3 Ramadhan 11 H. Fatimah meninggal pada usia 28. "

5. Meninggalnya Puteri Rasulullah, Sayyidah Ruqayyah
Ruqayyah meninggal di tempat saat Pertempuran Badr. Inilah sebabnya Sayyidina Utsman bin Affan RA tidak ikut serta dalam Pertempuran Badr karena merawat isterinya, bahkan setelah ia memperoleh izin dari Rasulullah. Puteri Utusan Allah. ini adalah saat yang tepat ketika Zaid bin Haritsah menyampaikan khabar gembira tentang kemenangan umat Islam dalam Pertempuran Badr. Ruqayyah meninggal pada usia 22 tahun. Mayatnya dimakamkan di pemakaman Baqi 'al-Gharqad, Madinah.

6. Wafatnya Sayyidah Khadijah
Ummul Mukminin, Sayyidah Khadijah meninggal pada Ramadhan ke 10 tahun ke 10 Nabi atau 3 tahun sebelum pindah ke Madinah atau 619M. Setelah boikot Quraish terhadap Muslim berakhir, Sayyidah Khadijah jatuh sakit. Semakin hari kesehatan tubuhnya semakin buruk. Dia dimakamkan di dataran tinggi Mekah yang dikenal sebagai Al-Hajun atau disebut Jannatul Ma'la (penguburan ma'la). Pada tahun yang sama Nabi meninggalkan paman tercinta Abu Thalib sampai tahun itu ia disebut 'aamul huzni (tahun kesedihan).

7. Meninggalnya Sayyidah Aisyah
Ternyata pada tanggal 17 Ramadhan, selain pertama kali Al-Quran turun, ada peristiwa peperangan yang buruk, meninggalnya umat Ummul juga terjadi pada malam Ramadhan 17. Saat itu Sayyidah Aisyah berusia 67 tahun. Dia jatuh sakit di bulan Ramadhan 58 H. Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar ash-Shidiq R.A meninggal pada 58 H, malam 17 Ramadhan setelah sholat, bertepatan dengan Juni 678 M. Semua Muslim pada waktu itu sangat sedih. Dia adalah wanita terdekat dengan Nabi Muhammad SAW dan paling sadar akan kehidupan dan contoh dari Nabi Muhammad SAW.

8. Meninggalnya Sayyidina Ali
Sayyidina Ali dibunuh oleh Ibnu Muljam, seorang Khawarij yang berkonspirasi dengan dua temannya, yakni al-Burak bin Abdillah dan Amru bin Abi Bakr at-Tamimi. Masing-masing berjanji untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sufyan dan Amru bin Ash. Mereka membuat perjanjian untuk tidak mundur atau terbunuh. Mereka sepakat untuk melakukannya pada tanggal 17 Ramadhan pada tahun 40 H.

Kemudian Ibn Muljam pergi ke Kuffah. Di sana ia memulai rencananya dengan mengundang dua orang yang terluka oleh Pertempuran Nahrawan. Ketiganya siap menghadapi Sayyidina Ali ketika mereka akan membangunkan orang untuk sholat subuh. Ketika Ibnu Muljam membebaskan Sayyidina Ali, dia berkata, "Tidak ada hukum kecuali milik Allah, bukan milikmu dan bukan milik teman-temanmu, Hai Ali!

Setelah meninggalnya Ali, kedua putranya memandikan tubuhnya dengan dibantu oleh Abdullah bin Ja'far. Kemudian tubuhnya dimakamkan oleh Putra sulungnya, al-Hasan. Dia dimakamkan di Darul Imarah di Kufah, takut bahwa orang-orang Khawarij akan membongkar makamnya. Diceritakan dari Ja'far bin Muhammad ash-Shadiq, ia berkata bahwa, “Jenazah Sayidina Ali disholatkan pada malam hari dan dimakamkan di Kufah, tempatnya sengaja dirahasiakan namun yang psti di dekat gedung Imarah (Istana Kepresidenan).” [Tarikh Islam,Adz-Dzahabi, juz Khulafaur Rasyidin hal 650].

9. Kemerdekaan Republik Indonesia
Bagi umat Muslim Indonesia, bulan Ramadhan merupakan bulan spesial, karena dalam bulan Ramadhan ini menyaksikan sebuah sejarah puncak perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam perang melawan para penjajah, dimulai dengan pembentukan Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia suatu hari sebelum malam pertama th Setiap bulan Ramadhan. Sampai saat itu, Jumat, 17 Agustus 1945, pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diadakan di kediaman tersebut. dari Ir Sukarno, jl. Pegangsaan Timur 56. Selama masa persiapan kemerdekaan, Ir. Sukarno meminta rekomendasi dari beberapa sarjana seperti KH. Hasyim Ash'ari yang merupakan mu'assis (pendiri) Nahdlatul Ulama.

Tidak salah bagi kita untuk berusaha beribadah di bulan suci ini di mana pesta pahala dijual secara besar-besaran. Namun, tidak ada salahnya kita sebagai Muslim Indonesia untuk mengetahui peristiwa apa yang terjadi di bulan yang luar biasa ini. Sambil memeriksa dan mempelajari kembali sejarah di balik acara tersebut, tentu saja itu disertai dengan mengambil kebijaksanaan di baliknya. Bung Karno mengatakan bahwa bangsa yang hebat adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.

Post a Comment

0 Comments