stop radikalisme dan terorisme |
Masalah radikalisme dan terorisme saat ini memang marak di mana-mana, termasuk di Indonesia sendiri. Pengaruh utama tindakan radikalisme yang merupakan dari asupan luar termasuk pemahaman baru yang dibuat oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tertentu tentang sesuatu, seperti agama, sosial, dan politik, tampaknya semakin rumit karena menyatu dengan aksi terorisme yang cenderung melibatkan aksi kekerasan. Berbagai aksi teror yang tak jarang memakan korban seolah menjadi sarana dan senjata utama bagi pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya mencapai perubahan.
Dalam hal ini, tentu saja, tidak hanya pemerintah harus mengambil bagian dalam mencegah dan mengatasinya, tetapi semua orang juga harus terlibat dalam upaya ini, terutama generasi muda. Ini karena generasi muda yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini juga menjadi ujung tombak untuk pencegahan dan pemberantasan dua masalah ini, yaitu radikalisme dan terorisme agar tidak menimbulkan tindakan penyalahgunaan wewenang. Hal yang paling mencolok untuk dapat mengambil peran dalam mengatasi masalah ini adalah generasi muda, seperti siswa yang merupakan agen perubahan bangsa ini. Selain itu, anak-anak yang masih dalam tahap pembentukan pribadi sehingga mereka membutuhkan bimbingan khusus dari orang tua, tentu saja, agar mereka tidak terseret dalam pemahaman radikalisme dan aksi terorisme.
Berbagai cara untuk mencegah radikalisme dan terorisme tidak semakin meluas, khususnya di negara Indonesia, meliputi:
1. Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan dengan Baik dan Benar
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah radikalisme dan tindakan terorisme adalah dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengenalan sains harus sangat ditekankan kepada siapa pun, terutama bagi generasi muda. Hal ini disebabkan oleh pemikiran anak muda yang masih berkeliaran karena keingintahuan mereka, terutama yang berkaitan dengan sesuatu yang baru seperti pemahaman masalah dan dampak globalisasi.
Dalam hal ini, pengenalan sains tidak hanya terbatas pada sains umum, tetapi juga sains agama yang merupakan fondasi penting terkait dengan perilaku, sikap, dan juga kepercayaannya pada Tuhan. Kedua ilmu ini harus diperkenalkan dengan benar dan benar, dalam arti bahwa harus ada keseimbangan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Sehingga bisa menciptakan kerangka berpikir yang seimbang di dalam.
2. Memahami Ilmu dengan Baik dan Benar
Hal kedua yang bisa dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan aksi terorisme adalah memahami ilmu dengan baik dan benar. Setelah memperkenalkan sains dilakukan dengan benar dan benar, langkah selanjutnya adalah tentang bagaimana memahami pengetahuan itu. Karena tentu saja tidak hanya sebatas mengetahui, pemahaman yang diketahui juga dibutuhkan. Sehingga ketika pemahaman sains, baik sains umum maupun sain religius telah tercapai, kekokohan pemikiran yang dimiliki akan semakin kuat. Dengan demikian, itu tidak akan mudah terombang-ambing dan dipengaruhi oleh pemahaman radikalisme serta tindakan terorisme dan tidak akan menjadi penyebab memudarnya persatuan dalam keragaman seperti moto Indonesia.
3. Meminimalkan Ketimpangan Sosial Kesenjangan sosial
yang terjadi juga dapat memicu munculnya pemahaman radikalisme dan aksi terorisme. Agar dua hal ini tidak terjadi, ketimpangan sosial harus diminimalisir. Apabila kemampuan pemahaman rendah tentang radikalisme dan terorisme tidak ingin terjadi di negara termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat harus diminimalisir. Kuncinya adalah bahwa pemerintah harus dapat menjangkau media yang merupakan perantara dengan rakyat sementara secara bersamaan mengambil tindakan langsung kepada rakyat. Demikian juga dengan rakyat, mereka juga harus selalu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pemerintah bahwa pemerintah akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai pelindung rakyat dan pemegang kendali pemerintah Negara.
4. Mempertahankan Kesatuan Dan Kesatuan
Mempertahankan persatuan dan kesatuan juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pemahaman radikalisme dan aksi terorisme di masyarakat, terbagi pada tingkat Negara. Seperti yang kita sadari bahwa dalam suatu masyarakat pasti ada keanekaragaman atau keanekaragaman, terutama di negara yang merupakan kombinasi dari berbagai masyarakat. Karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan dengan keberadaan keberagaman sangat diperlukan untuk mencegah masalah radikalisme dan terorisme. Satu hal yang dapat dilakukan dalam kasus Indonesia adalah memahami dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana moto yang menyatakan ada Unity in Diversity.
5. Mendukung Aksi Damai.damai
Tindakandapat secara khusus dilakukan untuk mencegah aksi terorisme tidak terjadi. Meski sudah terjadi, aksi ini dilakukan sebagai upaya agar aksi tidak semakin meluas dan bisa dihentikan. Namun, jika kita melihat lebih dalam, munculnya aksi terorisme dapat dimulai dari munculnya pemahaman radikalisme yang baru, berbeda, dan cenderung menyimpang, menyebabkan konflik dan konflik. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah hal ini (memahami radikalisme dan aksi terorisme) tidak terjadi adalah dengan memberikan dukungan untuk tindakan perdamaian yang dilakukan, baik oleh Negara (pemerintah), organisasi / organisasi massa dan individu.
6. Peran Aktif dalam Melaporkan Radikalisme dan Terorisme
Peran yang dilakukan di sini adalah untuk menekankan tindakan pelaporan kepada pihak-pihak yang memiliki wewenang ketika pemahaman tentang radikalisme dan tindakan terorisme muncul, baik kecil maupun besar. Misalnya, jika pemahaman baru tentang agama muncul dalam suatu komunitas yang menyebabkan keresahan, hal pertama yang dapat dilakukan sehingga pemahaman tentang tindakan radikalisme menyebabkan tindakan terorisme yang berbau kekerasan dan konflik adalah melaporkan atau berkonsultasi dengan agama dan masyarakat pemimpin di lingkungan. Dengan demikian, tokoh-tokoh dalam mengambil tindakan pencegahan awal, seperti melakukan diskusi tentang pemahaman baru yang muncul di masyarakat dengan pihak-pihak terkait.
7. Meningkatkan Pemahaman tentang Kebersamaan
Meningkatkan pemahaman tentang kebersamaan juga harus dilakukan untuk mencegah munculnya pemahaman radikalisme dan aksi terorisme. Meningkatkan pemahaman ini adalah untuk terus belajar dan memahami arti hidup bersama dalam masyarakat atau bahkan negara yang penuh dengan keanekaragaman, termasuk Indonesia sendiri. Sehingga sikap toleransi dan solidaritas perlu ditegakkan, selain mematuhi semua ketentuan dan peraturan yang telah diterapkan di masyarakat dan Negara. Dengan demikian, tentunya tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan karena kita sudah memahami hidup bersama berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan di tengah-tengah masyarakat dan Negara.
8. Penyaringan Informasi yang Diperoleh
Penyaringan informasi yang diperoleh juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Ini karena informasi yang diperoleh tidak selalu benar dan harus diikuti, terutama dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, di mana informasi dapat datang dari mana saja. Sehingga penyaringan informasi harus dilakukan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, dimana informasi yang benar menjadi salah dan informasi yang salah menjadi benar. Oleh karena itu, kita harus dapat memfilter informasi yang diperoleh sehingga tidak sewenang-wenang membenarkan, menyalahkan, dan dipengaruhi untuk secara langsung mengikuti informasi tersebut.
9. Berpartisipasi Aktif dalam Mensosialisasikan Radikalisme dan Terorisme
Bersosialisasi di sini tidak berarti kami mengundang untuk menyebarkan pemahaman tentang radikalisme dan melakukan aksi terorisme, tetapi kami memang mensosialisasikan tentang apa sebenarnya radikalisme dan terorisme itu. Sehingga kemudian akan ada banyak orang yang memahami arti penting yang sebenarnya bahaya dari aksi dan tindakan radikalisme dan terorisme, di mana kedua hal ini sangat berbahaya bagi kehidupan, terutama kehidupan yang hidup bersama atas dasar keanekaragaman atau keanekaragaman. Jangan lupa juga untuk bersosialisasi tentang bahaya, dampak, dan cara menghindari pengaruh pemahaman radikalisme dan aksi terorisme.
Itulah beberapa cara untuk mencegah radikalisme dan terorisme yang biasanya muncul di kalangan rakyat, bahkan Negara, termasuk Indonesia sendiri. Metode pencegahan ini harus diketahui dan dilakukan oleh siapa saja, terutama generasi muda yang merupakan ujung tombak penerus bangsa di masa depan. Apalagi mengingat generasi muda masih mudah dipengaruhi oleh pemahaman-pemahaman baru yang biasanya muncul di tengah-tengah masyarakat sehingga mereka cenderung dipengaruhi untuk dipengaruhi ke dalamnya. Sedemikian rupa sehingga mudah tertanam dalam benaknya untuk mengikuti pemahaman radikal yang bisa memicu kekerasan dan konflik. Oleh karena itu, upaya pencegahan juga harus ditekankan dan dilakukan kepada kaum muda yang merupakan ujung tombak penerus bangsa masa depan.
0 Comments