Dr. Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum, seorang wanita yang kelahiran di Kabupaten Jombang, pada tanggal 08 maret tahun 1948, ia adalah istri dari presiden Indonesia keempat dan tokoh pejuang NU yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Sinta Nuriyah |
Ia mengenyam pendidikan pertamanya di Sekolah rakyat, Jombang. Terus melanjutkan jenjang pendidikannya di Madrasah Muallimat (selama 4 tahun) Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Setelah selesai ia pun melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Syari’ah (jurusan Qodho’) IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dan akhirnya melanjutkan S2 di Universitas Indonesia program kajian wanita.
Setelah selesai S1, Sinta menikah dengan KH Abdurrahman Wahid, Putra pertama dari KH. Abdul Wahid Hasyim Putra dari KH. M. Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama. Yang waktu itu Abdurrahman Wahid masih berada di luar negeri, untuk menyelesaikan studynya, dan ia pulang pada tahun 1971.
Pasangan suami istri ini dianugerahi empat putri, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, Zannuba Arifah Chafsoh Wahid, Anita Hayatunnufus Wahid, Inayah Wulandari Wahid.
Untuk beberapa waktu (tahun 1972 Sampai 1980) pasangan ini mengarungi kehidupan di Pesantren Manba’ul Ma’arif, Denanyar, Jombang untuk mengajar. Selain di Denanyar, mereka juga mengajar di pesantren Tebuireng dan pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang.
Baru setelah tahun 1980 mereka sekeluarga pindah ke Jakarta. Di kota DKI Jakarta itulah, Ibu Shinta memulai bekerja sebagai seorang wartawan di sebuah majalah keluarga, “Zaman”, kemudian majalah pria “Matra”.
Kepeduliannya dalam soal bersosial terhadap publik khususnya dalam urusan gender perempuan, mengantarkannya untuk mengikuti banyak organisasi kewanitaan, antara lain: Muslimat NU, KNKWI (Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia), KOWANI (Kongres Wanita Indonesia). Ia juga aktif dalam melakukan bimbingan rohani di rumah tahanan. Ia juga ditunjuk sebagai dewan penasehat KOMNAS HAM.
Selain itu ia merupakan pendiri Yayasan Puan Amal Hayati yang bergerak dalam bidang advokasi dan konseling terhadap perempuan dan anak korban kekerasan. Dan juga Pendiri sebuah Yayasan al-Munawaroh (yang bergerak pada pemberian bantuan dana/ beasiswa), tahun 1996.
Banyak hal yang dialami oleh Ibu Shinta, salah satu kejadian pada awal semester dua program pasca sarjananya, ia mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan terbatasnya gerak dan aktivitas fisiknya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat belajarnya.
Selama satu semester ia di tandu dari lantai satu ke lantai empat oleh staf universitas karena Pada saat itu lift gedung mengalami kerusakan, Di tengah-tengah kuliah mengenai perempuan dan gender itulah Ibu Shinta dan kawan-kawan justru merasakan betapa tidak enaknya menjadi perempuan.
“Bahkan kata teman saya yang juga alumni Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan sama-sama kuliah di Kajian Perempuan: “jadi perempuan kok runyem begini, ya.”Padahal Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk selalu memuliakan perempuan.’”
Dari situlah kemudian lahir Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), dari forum ini kemudian banyak menghasilkan karya-karya yang disarikan dari kitab-kitab kuning yang membahas tentang gender.
Salah satu diantara karyanya yaitu dengan judul Kembang Setaman Perkawinan dan juga Wajah Baru Relasi Suami-Istri hasil dari Analisis Kritis Kitab ‘Uqud Al Lujain fi bayani huquqi al-zaujain karya Syekh Nawawi al Bantani, yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2005 dan LKiS Yogyakarta pada tahun 2001.
Dari pengalaman-pengalaman yang ia rasakan mendorongnya untuk terus mengkampanyekan kerukunan dan kasih sayang sesama manusia, sesama anak bangsa. Dengan berbagai program-program Pluralisme dan kemanusiaan.
Salah satu bentuk kegiatannya yaitu dengan sahur keliling, acara ini sangat menarik karena bukan hanya umat islam yang ikut dalam acara ini tetapi juga dari warga non muslim. Selain untuk mempertajam keimanan, kegiatan ini juga salah satu upayanya untuk menjaga kerukunan, kesatuan dan persatuan bangsa.
Dan pada 18 Desember 2019, Ibu Sinta Nuriyah Wahid pun dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta Untuk semua kerja kemanusiaan yang telah Shinta Nuriyah lakukan.
Sumber: Sari Draft Pidato Ilmiah Penganugerahan Doktor Honoris Causa Shinta Nuriyah
0 Comments